Selasa, 01 Juli 2014

Move On?

     Gue sering denger pertanyaan dari temen-temen gue, "Kamu kapan move-on Sum?" Iya, jangan heran kalo gue sering disapa dengan panggilan "Sumi." Itu merupakan panggilan terbaik yang pernah gue terima dari temen-temen terdekat gue di gereja. Oke, balik ke topik awalnya aja. Kenapa temen-temen gue bisa sering menanyakan hal tersebut sama gue? Itu semua tidak lain dan tidak bukan dikarenakan gue MASIH JOMBLO, sedari putus dari mantan gue yang lalu. Sebenernya, gue rada ga terima pas gue denger pertanyaan kayak gitu melulu, tapi ya apa daya, gue emang belum punya pacar baru sebagai bukti keberhasilan move-on gue bagi sobat-sobat terempong gue.
     Tapi sebenernya, menurut gue move-on itu bukan berarti harus punya pasangan baru, tapi bagaimana cara kita bisa melepaskan dan merelakan seseorang yang tidak seharusnya menjadi milik kita. Move-on itu tidak terpaku dengan secepat apa atau seperti apa pasangan baru yang lo dapatkan, apalagi dengan cara lo menghina atau bahkan meratapi kepergian mantan lu itu.
      Menurut gue, ada banyak orang yang malah salah mengartikan makna move-on tersebut. Ada banyak orang yang terpaku dengan cara move-on orang kebanyakan, sampai akhirnya mereka malah mencari pelarian atau bahkan dengan sengaja mempermainkan perasaan orang yang sebenarnya mengasihi mereka. Bukankah itu tidak menyelesaikan perkara yang ada dan malah menambah jatuhnya korban selain diri lo? Mungkin, itu bisa menjadi penghiburan bagi kalian semua yang terkhianati maupun tersakiti, tapi pernahkah kalian memikirkan dampak apa yang mungkin saja mereka alami? Dampak yang mungkin terjadi, bisa aja lebih buruk daripada dampak yang lo alami, meskipun tidak menutup kemungkinan korban lo itu jauh lebih dewasa ketimbang lo. Jadi, coba deh kalian renungkan sejenak kalimat demi kalimat yang udah gue ukir di atas. Lalu, coba kalian posisikan diri kalian sama seperti waktu kalian merasa sakit, dan setalah itu, kalian bakal tau deh gimana rasa sakitnya orang tak berdosa yang lo jadiin calon korban gagal move-on lo itu.
     Sebenernya, tujuan gue nulis blog ini bukan karna gue sudah merasa cukup hebat ataupun dewasa, tapi gue cuma mau membuka pola pikir kalian yang mungkin masih sering salah mengartikan apa itu "Move-on" dan mengurangi kemungkinan jatuhnya korban maupun terungkapnya pelaku tambahan. Terimakasih dan selamat membacaaa!!

"Bukan secepat apa kamu move-on, tapi bagaimana cara kamu merealisasikan move-on itu di keadaan terburukmu." - Eunike Yenny yang sering disapa Sumi.

"Move on itu saat kita merasa sakit karena sesuatu dan kita bisa melawan rasa sakit itu." - Temen gue


Kamis, 10 April 2014

Best Friends, Friends, or Enemies(?)



Oke. Kali ini gue akan belajar buat nulis untuk pertama kalinya secara baik meskipun tidak benar. Pada kesempatan ini, gue mau berbagi cerita sekaligus mengutarakan pendapat gue tentang pilihan judul gue buat tulisan perdana ini. “Best Friends, Friends, or Enemies?” Mungkin kalian bingung ada tujuan apa gue pilih judul yang ga jelas dan sebenernya ga penting, belom lagi judul yang cukup nyolotin karna dia malah balik nanya sama lo.

Errr... Gue milih judul ini bukan tanpa maksud apalagi tanpa makna, disini gue mau membagikan pengalaman gue dalam kisah pertemanan yang gue jalani beberapa saat terakhir ini. Eak. #okesip


Jadi begini ceritanya....






Gue ini punya beberapa orang temen, kita seangkatan, bahkan kita juga tergolong akur sejak kita masih sama-sama duduk manis di bangku SD. Entah apa yang terjadi, beberapa dari kita memisahkan diri dari gue tanpa pamit dan tanpa sebab yang gue tau secara pasti. Usut punya usut sih katanya “mereka” mengalami kekecewaan tertentu atau mungkin sejenis kekesalan tertentu yang sudah tidak terbendung lagi. Jadi akhirnya, mereka hilang deh dari peredaran muka bumi. Lebay juga ya gue ternyata...


Ya meskipun awalnya gue kecewa juga sama mereka karna menurut gue mereka kurang bijak dalam mengambil keputusan, dimana mereka seharusnya negor gue secara langsung tapi malah ga dilakuin, dan langsung mengambil tindakan seperti itu, yasudalah.


Nah, berdasarkan pengalaman diatas, gue jadi ide deh buat jadiin itu sebagai topik pembahasan gue disini meskipun, ini bisa dikategorikan sebagai isi curahan hati tapi sudahlah...


Gue ga akan lama-lama terpaku dengan kejadian yang sudah berlalu yang biasanya disebut “masa lalu” jadi lebih baik sekarang kalo gue bahas apa yang seharusnya gue bahas sedaritadi. Kenapa gue milih buat nulis judul yang se-ide itu? Lebih tepatnya bukan karna gue mau bikin banyak orang penasaran dengan apa isinya, tetapi lebih mengarah karna gue bingung alias ga tau lagi mau kasih judul apa. Ha! Mari kita bahas... (kali kedua)


Jadi, menurut kalian apa sih masing-masing pengertian dari “Best Friends”, “Friends”, dan “Enemies”? kalo menurut gue sih simple aja. Btw, gue menemukan quote yang gue rasa cukup pas untuk menjawab dari apa pengertian Best Friends.



“A friend is someone who knows all about you and still loves you.” – Elbert Hubbard



Menurut gue, quotes ini bener banget, tapi mungkin friend yang dimaksud sama doi adalah best friend kalau menurut gue, kenapa begitu? Karna kalo menurut gue, hanya seorang sahabat sajalah yang rela menerima apa adanya dan bersedia mengingatkan dikala sahabatnya sudah berjalan tidak pada jalurnya. Ga banyak orang yang bener-bener bisa kita sebut sebagai sahabat, karna ya gitu, seiring berjalannya waktu semuanya akan dibuktikan.



“As we grow older, we dont lose friends. We just learn who the real ones are.”



Kalo gitu ceritanya berarti Teman itu semua palsu dong? Eitss.. Ga bisa dibilang gitu juga, karna kalo menurut gue seorang sahabat itu kan bermula dari seorang teman dulu yang lama-kelamaan akan jadi sahabat. Lalu, teman menurut lo itu apa sih?


Kalo menurut gue pribadi, teman itu adalah mereka yang hanya berada didekatmu disaat mereka menganggap bahwa kamu sempurna sampai akhirnya mereka sadar bahwa tidak ada manusia yang sempurna dan yang masih bertahan meskipun udah tau kejelekan lo, doi udah punya ciri-ciri sahabat berarti. Ga semua temen begitu sih, Cuma kita harus hati-hati saja dalam memilih dan mencari teman. Karna bagaimanapun teman juga berpengaruh loh dalam perkembangan kita.


Kayaknya kalo Enemies/Musuh ga perlu gue bahas lah ya? Soalnya, kita semua udah pasti tau dan udah punya definisi masing-masing.



At least, tujuan gue buat nulis artikel ini sih bukan buat menyindir, menyinggung, apalagi sampai menyakiti hati siapapun. Cuma untuk referensi buat kita semua aja biar kita bisa lebih bijak lagi dalam bertindak, bukannya mau sok bijak/gimana aja sih, tapi gue dengan ke-sotoy-an gue percaya bahwa pasti ada orang selain gue yang mengalami hal seperti ini.
Jadi bagi kalian yang mungkin sedang kecewa, kesal, atau apapun sama temen/sahabat lo, coba deh diutarakan, dicari jalan keluarnya bareng-bareng biar bisa sama-sama introspeksi. Temen/Sahabat lo itu kan juga manusia, ga luput dari salah dan masih perlu diingatkan, jadi coba jalani aja hubungan pertemanan lo dengan didasarkan kasih.

Gue rasa dongeng gue kali ini udah cukup, semoga memberkati ya! Hope u like this guys! (seakan-akan banyak pembacanya)
Sampai ketemu di posting-an berikutnya, thankyou and goodbye!! 


Rabu, 09 April 2014

Hai.

Hello.
Kenalin, nama gue Yenny. Ini kali pertama bagi gue bisa nulis disini setelah sekian lama gue ga pernah ngerti gimana cara post blog. Gue ga punya hobi tertentu, gue masih seorang pelajar cantik tak berdosa, gue punya beberapa teman blogger namun sayang gue selalu lupa nanya mereka gimana caranya buat nulis.
Well, gue udah ga tau mau ngomong apalagi sebenernya. Mungkin ini dulu aja kali ya isi blog gue, semoga ga mengganggu tidur kalian dan bisa jadi awal yang baik dalam karier menulis gue sebagai blogger disini. Thanks!